Wednesday, February 17, 2016

Asal Usul Gelar Nama "ANDI" Masyarakat Bugis, Sulawesi Selatan


Opening

Quote:Halo gan,
Mumpung ada HT tentang makna kata "Daeng" [URL="http://www.kaskus.co.id/thread/5424bf71a2cb17e84c8b4571/?ref=homelanding&med=hot_thread/"](INFO) Rahasia Dibalik Makna Kata “Daeng”[/URL], Ane jg mau share sedikit tentang pemberian nama depan "Andi" pada Masyarakat Bugis yang memiliki hubungan dengan Masyarakat Makassar. Karena nama ane juga Andi Mus****n yg dimana ane jg keturunan Bugis, tepatnya Bugis Bone. Orangtua, Sodara2 ane dan sebagian kluarga besar ane menggunakan nama depan Andi.


Tentang Suku Bugis

Suku Bugis berada di Sulawesi Selatan. Anggota masyarakat suku ini merupakan hasil akulturasi dari berbagai etnis. Masyarakat Melayu dan Minangkabau yang datang ke daerah ini, tepatnya Kerajaan Gowa, sekitar abad 15 juga dapat dikelompokkan sebagai masyarakat Bugis. Masyarakat Suku Bugis menyebar ke berbagai penjuru Indonesia, bahkan hingga luar negeri.

Jika membicarakan asal-usul keberadaan suku ini, jangan ragukan soal panjangnya cerita yang akan Anda dapat. Semua bermula dari kebiasaan masyarakat La Sattumpugi, masyarakat yang saat ini mendiami Kabupaten Wajo, yang menyebut dirinya dengan nama to ugi. To ugi sendiri adalah sebutan bagi pengikut La Sattumpugi. Ceritanya berlanjut hingga kemudian La Sattumpugi memiliki anak bernama We Cudai dan Batara Lattu. Batara Lattu kemudian memiliki anak bernama Sawerigading. Sawerigading sendiri menikah dengan We Cudai dan memiliki anak bernama La Galigo. La Galigo merupakan seorang sastrawan besar yang melahirkan ribuan karya sastra.
Masyarakat Bugis pun membentuk beberapa kelompok kerajaan. Kerajaan Bugis yang tergolong memiliki usia tua adalah Kerajaan Bone, Kerajaan Luwu, Kerajaan Soppeng, Kerajaan Sawitto, Kerajaan Sidrap, Kerajaan Rappang dan Kerajaan Sidenreng. Pernikahan yang terjadi antara masyarakat Makassar dan Mandar membuat percampuran darah antara dua budaya tidak bisa lagi dielakkan.
Arti kata "ANDI"

Seperti yang kita ketahui, nama Andi biasanya juga ditulis Andy karena ada kemiripan dalam pengucapannya seperti Andy Lau, Andy Warhol dan ada ratusan nama yg menggunakan awalan nama mereka dengan kata Andy seleb Andy. Tetapi, dalam Adat Bugis nama Andi (bukan akhiran huruf Y) adalah gelar yang digunakan para bangsawan Bugis. Sebutan “Andi” adalah sebutan alur kebangsawanan yang diwariskan hasil genetis (keturunan) Lapatau, pasca Bugis merdeka dari orang Gowa (Kampung Masyarakat Makassar).
Jika ada yang bertanya, apakah nama Andi dan Andy memiliki hubungan atau keterkaitan dalam hal pemberian nama tersebut, ane terus terang tidak tau gan. Tetapi yang pasti Masyarakat Bugis sejak dahulu dikenal sebagai Pelaut ulung. Bisa jadi nama Andi juga merupakan salah satu penyebaran yg dilakukan pelaut Bugis ke seluruh dunia. Wallahu a'lam...
Spoiler for Sejarah nama ANDI




Nama Andi ini dimulai ketika 24 Januari 1713 dipakai sebagai extention untuk semua keturunan hasil perkimpoian Lapatau dengan putri Raja Bone sejati, Lapatau dengan putri Raja Luwu (yang bersekutu dengan kerajaan Gowa), Lapatau dengan putri raja Wajo (yang bersekutu dengan kerajaan Gowa), Lapatau dengan putri Sultan Hasanuddin (Sombayya Gowa), Anak dan cucu Lapatau dengan putri Raja Suppa dan Tiroang. Anak dan cucu Lapatau dengan putri raja sejumlah kerajaan kecil yang berdaulat di Celebes.

Perkimpoian tersebut sebagai upaya VOC untuk membangun dan mengendalikan sosiologi baru di Celebes. Dan dengan alasan ini pula maka semua bangsawan laki-laki yang potensial pasca perjanjian bungaya, yang extrim dikejar sampai ke pelosok nusantara dan yang softly diminta tinggalkan bumi sawerigading (Celebes). Siapa yang pungkiri kalau (Alm) Jendral Muhammad Yusuf adalah bangsawan Bugis, tetapi beliau enggan memakai produk exlusivisme buatan VOC. Beliau sejatinya orang Bugis genetis sang Sawerigading.

Siapa pula yang pungkiri bahwa Yusuf Kalla adalah bangsawan Bugis tetapi beliau tidak memakai gelar “Andi” karena bukan keturunan langsung Lapatau.

Dalam versi lain, walaupun kebenaraannya masih dipertanyakaan selain karena belum ditemukan catatan secara tertulis dalam Lontara tetapi ada baiknya juga dipaparkan sebagai salah satu referensi penggunaan nama “Andi” tersebut. Di era pemerintahan La Pawawoi Karaeng Sigeri hubungan Bone dan VOC penuh dengan ketegangan dan berakhir dengan istilah “Rompana Bone“. Dalam menghadapi Belanda dibentuklah pasukan khas yaitu pasukan “Anre Guru Ana’ Karung” yang di pimpin sendiri Petta Ponggawae.

Dalam pasukan tersebut tidak di batasi hanya kepada anak-anak Arung (bangsawan) saja tetapi juga kepada anak-anak muda tanggung yang orangtuanya mempunyai kedudukan di daerah masing-masing seperti anak pabbicara’e, salewatang dan lain-lain, bahkan ada dari masyarakat to meredaka. Mereka mempunyai ilmu sebagai “Bakka Lolo dan Manu Ketti-ketti“. Anggota pasukan tersebut disapa dengan gelaran “Andi” sebagai keluarga muda angkat Raja Bone yang rela mati demi patettong’ngi alebbirenna Puanna (menegakkan kehormatan rajanya).

Menurut cerita orang-orang tua Bone, Petta Imam Poke saat menerima tamu yang mamakai gelaran “Andi” atau “Petta” dari daerah khusus Bone maka yang pertama ditanyakan “Nigatu Wija idi’ Baco/Baso? (anda keturunan siapa Baso/Baco?). Baso/Baco adalah sapaan untuk anak laki-laki.

Jika mereka menjawab “Iyye, iyya atanna Petta Pole (saya adalah hambanya Petta Pole)”, maka Petta Imam Poke mengatakan “Koki tudang ana baco/baso” (duduklah disamping saya) sambil menunjukkan dekat tempat duduknya, maka nyatalah bahwa “Andi” mereka pakai memang keturunan bangsawan pattola, cera dan rajeng, tetapi kalau jawaban Petta mengatakan “oohh, enreki mai ana baco” sambil menunjukkan tempat duduk di ruang tamu maka nyatalah “Andi” mereka pakai karena geleran bagi anak ponggawa kampong (panglima) atau ana to maredeka yang pernah ikut dalam pasukan khas tersebut.

Dalam versi yang hampir sama, gelar “Andi” pertama kali digunakan oleh Raja Bone ke-30 dan ke-32 La Mappanyukki, beliau adalah Putra Raja Gowa dan Putri Raja Bone. Gelar itu disematkan didepan nama beliau pada Tahun 1930 atas Pengaruh Belanda.

Gelar Andi tersebut bertujuan untuk menandai Bangsawan-bangsawan yang berada dipihak Belanda, dan ketika melihat berbagai keuntungan dan kemudahan yang diperoleh bagi Bangsawan yang memakai gelar “Andi” didepan namanya, akhirnya setahun kemudian secara serentak seluruh Raja-Raja yang berada di Sulawesi Selatan menggunakan Gelar tersebut didepan namanya masing-masing.

Kelihatannya kita harus membuka lontara antara era pemerintahan La Tenri Tatta Petta To Ri Sompa’e sampai La Mappanyukki khususnya versi Bone karena era itulah terjadi jalinan kerja sama maupun perseteruan antara Raja-Raja di celebes dengan VOC, selain itu orang yang bersangkutan menyaksikan awal penggunaan secara meluas bagi Ana’ Arung juga semakin sukar dicari alias sudah banyak yang berpulang ke Rahmatullah, salah satu pakar yang begitu arif tentang masalah ini adalah Almahrum Tau Ri Passalama’e Anre Gurutta H.A.Poke Ibni Mappabengga (Mantan imam besar mesjid Raya Bone

Gelar Andi, menurut Susan Millar dalam bukunya ‘Bugis Weddings’ (telah diterbitkan oleh Ininnawa berjudul (Perkimpoian Bugis) disinggung bagaimana proses lahirnya gelar Andi itu. Memang, seperti yang disinggung di atas, saat itu Pemerintah Belanda di tahun 1910-1920an ingin memperbaiki hubungan dengan para bangsawan Bugis dengan membebaskan keturunan bangsawan dari kerja paksa. Saat itu muncul masalah bagaimana menentukan seorang berdarah bangsawan atau tidak.

Akibatnya, berbondong-bondonglah warga mendatangi raja dan menegosiasikan diri mereka untuk diakui sebagai bangsawan, karena rumitnya proses itu maka dibuatlah sebuah gelar baru untuk menentukan kebangsawanan seseorang dengan derajat yang lebih rendah. di pakailah kata Andi untuk menunjukkan kebangsawanan seseorang dalam bentuk sertifikat (mungkin sejenis sertifikat yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah lulus dalam kursus montir mobil atau sejenisnya).

Penggunaan Andi saat itu juga beragam di setiap kerajaan. Soppeng misalnya hanya menetapkan bahwa gelar Andi adalah bangsawan pada derajat keturunan ketiga, sementara Wajo dan Bone hingga keturunan ketujuh.Dari sumber berikutnya dapat kami uraikan sebagai berikut.

Gelar Kebangsawanan “Datu” adalah gelar yang sudah ada sejak adanya kerajaan Bugis, di Luwu misalnya, semua raja bergelar Datu, dan Datu yang berprestasi bergelar Pajung, jadi tidak semua yang bergelar Datu disebung Pajung. Sama halnya di Bone, semua raja bergelar Arung, tapi tidak semua Arung bergelar Mangkau, hanya arung yang berprestasi bergelar Mangkau. Begitu juga di Makassar atau Gowa, semua bangsawan atau raja-raja bergelar Karaeng, hanya yang menjadi raja di Gowa yang bergelar Sombaiya.

Gelar kebangsawanan lainnya, mengikut kepada pemerintahan atau panggaderen di bawahnya, seperti Sulewatang, Arung, Petta, dan lain-lain. Jadi gelar itu mengikut terhadap jabatan yang didudukinya. Sementara untuk keturunannya yang membuktikan sebagai keturunan bangsawan, di Makassar dipanggil Karaeng. sedang di Bugis dipanggil Puang, dan di Luwu dipanggil Opu.Adapun gelar Andi, pertama-tama yang menggunakannya adalah Andi Mattalatta untuk membedakan antara pelajar dari turunan bangsawan dan rakyat biasa.

Dan gelar Andi inilah yang diikuti oleh turunan bangsawan Luwu, dan Makassar. Jadi di zaman Andi Mattalattalah gelar ini muncul. Gelar “Andi” baru ada setelah era Pemerintah Kolonial Belanda (PKB). Setelah 1905, Sulawesi Selatan benar-benar ditaklukkan Belanda dan terjadi kekosongan kepemimpinan lokal.

Tahun 1920-1930an PKB mencanangkan membentuk Zelf Beestuur (Pemerintah Pribumi/Swapraja) yang dibawahi oleh Controleur (Pejabat Belanda) untuk Onder Afdeling. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, jika memang Andi diidentikan dengan Belanda, mengapa pejuang kemerdekaan (Datu Luwu Andi Jemma, Arumpone, Andi Mappanyukki, Ranreng Tuwa Wajo Andi Ninnong) tetap memakai gelar Andi didepan namanya sementara mereka justru menolak dijajah? tapi juga harus diakui bahwa ada juga yang berinisial Andi yang tunduk patuh pada PKB. Nah ini yang kita harus bijak menilai antara gelar dan pilihan personal terhadap kemerdekaan/penjajahan.

Secara umum Bangsawan Bugis berasal dari pemimpin-pemimpin anang/kampung/wanua sebelum datangnya To Manurung/To Tompo. Pimpinan-pimpinan kampung ini yang selanjutnya disebut kalula/arung dengan nama alias/gelar berbeda-beda yang disesuaikan dengan nama kampung/kondisi/perilaku bersangkutan yang dia peroleh melalui pengangkatan/pelantikan oleh sekelompok anang/masyarakat maupun secara kekerasan (peperangan bersenjata) yang selanjutnya diwariskan secara turun-temurun kepada ahli warisnya, kecuali jika dikemudian hari ternyata dia ditaklukkan dan diganti oleh penguasa yang lebih tinggi/kuat.

Sedangkan To Manurung dan To Tompo yang, ‘asal usul’ dan ‘namanya’ kadang-kadang tidak diketahui dan segala kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan yang dimilikinya, oleh sekelompok pimpinan kalula/arung/matoa sepakat untuk mengangkatnya menjadi ketua kelompok dikalangan kalula/arung yang selanjutnya menjadi penguasa/raja yang berarti pula pondasi dasar sebuah kerajaan/negara telah terbentuk –dimana tanah/wilayah, pemimpin/penguasa dan pengakuan dari segenap rakyat sudah terpenuhi.

Penguasa/Raja biasanya kimpoi dengan sesama To Manurung/To Tompo [jika dia 'ada'/muncul tanpa didampingi pasangannya] dan pada tahap awal cenderung mengawinkan anak-anaknya dengan bangsawan lokal yang sudah ada sebelumnya. Ketika kerajaan-kerajaan kecil tadi dalam perkembangannya menjadi kerajaan besar, barulah perkawainan anak antar-kerajaan mulai diterapkan oleh Arung Palakka.

FATIMAH BANRI WE BANRI GAU 1871 – 1895
We Fatimah Banri atau We Banri Gau Arung Timurung menggantikan ayahnya Singkeru’ Rukka Arung Palakka menjadi Mangkau’ di Bone. Dalam khutbah Jumat namanya disebut sebagai Sultanah Fatimah dan digelarlah We Fatimah Banri Datu Citta. Pada tahun 1879 M. kimpoi dengan sepupu satu kalinya yang bernama La Magguliga Andi Bangkung Karaeng Popo, anak dari We Pada Daeng Malele Arung Berru dengan suaminya I Malingkaang KaraengE ri Gowa. Yang menjadi tanda tanya adalah :

Apakah sebelum La Magguliga Andi Bangkung Karaeng Popo masih ada juga yang menggunakan nama/gelar itu sebelumnya? Mengapa kata ‘Andi’ yg digunakan/disepakati sebagai penandaan gelar bagi kaum bangsawan Sulawesi Selatan pada saat itu sampai dengan sekarang? Kenapa bukan Karaeng atau Raden atau Uwak atau dan lain-lain?

Urgensi tata cara pandangan dalam asal-usul Andi itu sebenarnya karena tata cara pandang tergantung nara sumber data yang dimilki, Perbedaan dapat kita lihat sebagai berikut yaitu :

Apabila yg memakai data dari system pemerintahan yang pada proses pendudukan Belanda mungkin ada benarnya bahwa Andi adalah pemberian Belanda, tapi ini akan menimbulkan pertanyaan yaitu : Apakah pemberian nama Andi dimana posisi bangsawan saat itu gampang dan mudah melihat yang mana pro dan anti terhadap Belanda karena baik pro dan anti Belanda semuanya menyandang gelar itu? Lalu apakah contoh yang paling mudah ketika Andi Mappanyukki sebagai tokoh yg mempopulerkan nama Andi merupakan orang anti Belanda?

Dari pertanyaan diatas dapat disimpulkan sementara bahwa kata asal-usul nama Andi adalah pemberian Belanda telah gugur. Apabila data yang mengacu karena istilah penghormatan dari masyarakat luar Bugis atau akhirnya digunakan oleh Belanda terhadap bangsawan Bugis dianggap karena sama sederajat juga ada benarnya dimana yang dulunya istilah Adik adalah Andri menjadi Andi itu sangat relevan karena contoh sangat konkrit adalah sosok Andi Mappanyukki pada sejarah Kronik Van Paser yang namanya disebut hanya La Mappanyukki saja, namun karena banyaknya tetua Bangsawan Wajo hidup di Paser saat itu hingga mengatakan Andri sehingga masyarakat suku-suku Paser, Kutai dayak hingga Banjar sulit menyebutkan dan menyebabkan penyebutan menjadi Andi saja, hal yang sama ketika salah satu Ibukota Kerajan Kutai diberikan nama oleh masyarakat Bugis yang bernama Tangga Arung namun sulit penyebutannya oleh masyarakat setempat menjadi Tenggarong. Ini juga menjadi data akurat bahwa nama Andi adalah aktualisasi perubahan dari Andri yang tidak bisa diucapkan dan akhrinya masuk ke wilayah orang Belanda dimana orang-orang bule baik Belanda, Portugis hingga Inggris sulit menyebut huruf “R”.

Nama Gelar Bugis selain Andi


Di bugis di kenal nama yang menjadi ciri khas gelar kebangsawanan seperti Andi, Baso, Besse atau Tenri. Andi untuk keturunan bangsawan asli yang paling tinggi tingkatannya atau kedua orang tuanya adalah Andi maka secara otomatis maka anaknya juga bergelar Andi sedangkan jika orang tuanya cuma satu maka di beri gelar Baso untuk laki-laki dan Besse untuk perempuan. Tenri biasanya dipakai jika masih keturunan bangsawan. Selain itu sering juga nama-nama tersebut digabung menjadi Andi Baso, Andi Besse, Andi Tenri.

Macam-macam penggunaan Gelar Andi dalam nama Bugis


- Andi Makkarella
- Andi Azis
- Andi Farida
- Andi Maddaremmeng
- Andi Makkatengnga
- Andi Mappanyukki
- Dll
Kesimpulan

Gelar Andi memiliki cerita sejarah yang cukup panjang. Semua terangkum dalam kebudayaan masyarakat Bugis.
Untuk itu, ketika membicarakan gelar yang satu ini, kebudayaan masyarakat Suku Bugis secara tidak langsung juga akan ikut dibicarakan...
Namun, di masa sekarang pemberian nama Andi tidak sama dengan dulu, sekarang Nama Andi sudah banyak dipakai walaupun kedua orang tuanya bukan Andi bahkan ada yang cuma punya kerabat bergelar Andi makanya merekapun memberi nama mereka Andi, biasanya mereka ini adalah mereka yang belum paham struktur dan silsilah serta pemberian nama gelar bangsawan Andi.

Monday, February 15, 2016

Sejarah Hari Valentine

Begini Sejarah Mula Hari Valentine

Ahad 29 Rabiulawal 1434 / 10 Februari 2013 20:33

Foto: gozamos.com
Foto: gozamos.com
TANGGAL 14 Februari selalu diidentikan dengan hari Valentine , hari yang dianggap spesial bagi orang yang tengah jatuh cinta, kasmaran. Valentine day dikenal juga sebagai hari kasih sayang, hari dimana orang secara terbuka mengungkapkan rasa sayang dan cintanya lewat berbagai cara, baik itu dengan kata-kata gombal mutiara cinta ataupun menggunakan cara lainnya seperti hadiah berupa coklat, bunga, boneka dan sebagainya.
Hari kasih sayang ini selalu dijadikan momen untuk “kebebasan berekspresi dalam cinta”. Bagaimana sih sejarah Valentine Day hingga bisa seperti itu?
Sejarahwan menyebutkan bahwa titik awal Valentine day berasal dari era Yunano Kuno, dimana menurut kalender Yunani kuno, pertengahan bulan Februari adalah hari penghormatan terhadap pernikahan dewa mereka, Dewa Zeus dengan Hera. Itulah mengapa pada pertengahan Februari selalu dilakukan pesta pora memeriahkan hari kasih sayang para dewa mereka.
Sejarah terus bergulir, sampai pada masa masa keemasan agama Katolik di Eropa, saat Paus Gelasius I, pada tahun 496 menetapkan tanggal 14 Februari sebagai hari untuk mengenang jasa-jasa santo Valentinus, walau disebutkan bahwa Paus Gelasius I tidak mengetahui martir bernama santo Valentinus.
Untuk memperkuat legenda Santo Valentinus ini, tulang belulang dari makam Santo Hyppolytus yang berlokasi di Tibertinus dekat Roma, disebutkan sebagai kerangka jenazah St. Valentinus. Kemudian kerangka itu dimasukkan dalam peti terbuat dari emas dan ditempatkan di gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1836. Hingga sekarang, peti jenasah terbuat dari emas yang berisikan kerangka itu setiap tanggal 14 Februari selalu banyak diziarahi oleh pemujanya, kemudian diadakan misa khusus untuk memberkati para muda-mudi yang tengah mabuk asmara.
Legenda Santo Valentinus yang mengusung perayaan hari Valentine Day dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 dalam rangka menghapuskan santo-santo gadungan yang tidak dikenal asal-usulnya.
Namun kata “Valentine Day” sendiri baru tersebutkan secara tertulis pada abad pertengahan (sekitar abad 14) lewat karya sastra Geoffrey Chaucer pada abad ke-14 yang berjudul Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung), berikut ini kutipannya :
“For this was sent on Seynt Valentyne’s day
When every foul cometh there to choose his mate.”
Pada era itu, setiap tanggal 14, pasangan-pasangan kekasih saling menukarkan catatan atau surat-surat cinta, dan menyebut pasangannya sebagai “My Valentine”.
Pada era modern, budaya dan legenda hari Valentine Day ini semakin menyebar seiring dengan berbagai penjajahan yang dilakukan oleh Inggris dan Amerika ke seluruh penjuru bumi. Ditambah dengan promosi besar-besaran di berbagai media seperti televisi, majalah, koran, internet dan buku-buku, membuat budaya Valentine Day yang notebonenya berasal dari legenda ini menjadi mendunia, yang begitu dipuja dan dinanti para kawula muda. [poztm

Sunday, February 14, 2016

Prof Jackie Y. Ying berhasil membuktikan

Prof Jackie Y. Ying berhasil membuktikan kepada kaum perempuan, khususnya Muslimah, tidak bisa dipandang sebelah mata. Ying adalah Muslimah yang lahir di Taipei 50 tahun yang lalu dan kini ia menjadi pembuktian perempuan Muslim masa kini bahkan mampu meraih prestasi luar biasa.
Dibesarkan di Singapura, Ying menamatkan sekolahnya di Sekolah Putri Raffles, lalu  pindah ke New York dan melanjutkan pendidikannya di Negeri Paman Sam. Ying memilih meneruskan pendidikan di bidang rekayasa kimia dan lulus dari The Cooper Union. Pada masa perkuliahan, ia meraih banyak penghargaan.
Untuk meraih gelar Master Ying melanjutkan pendidikanya di Universitas Ivy League dan Universitas Princeton. Setelah meraih gelarnya di tahun 1988, Ying melanjutkan kariernya. Tak tanggung, ia menjadi profesor termuda di Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada 2001.
Ketika itu Ying berusia 35 tahun. Setelahnya, Ying pun mendapat pengakuan sebagai profesor kehormatan dari berbagai Universitas di dunia, seperti King Saud University, Jilin University, dan Nanyan Technological University.
Kariernya tidak terhenti sampai di sana. Ying kembali ke Singapura, dan kini ia menjadi Direktur Eksekutif di Institute of Bioengineering and Nanotechnology (IBN). Ying aktif pula mengulas jurnal ilmiah di bidang sains dan teknologi nano.
Profesor berhijab itu mempunyai 340 jurnal yang sudah dipublikasi dan 150 hak paten. Salah satu alat temuannya yang dikembangkan sebuah perusahaan di Singapura adalah alat pelepas insulin otomatis.
Ying mendapatkan penghargaan Mustafa Prize untuk kategori Top Scientific Achievement Award atas riset-risetnya yang hebat. Tidak hanya itu, Ying dihadiahi uang sebesar 500 ribu dolar dari berbagai periset terkemuka.

Dosa-dosa dan kebodohan-kebodohan" Erdogan terhadap hak Ummat Islam?

Dosa-dosa dan kebodohan-kebodohan" Erdogan terhadap hak Ummat Islam Adiba Hasan Jum'at, 16 Jumadil Awwal 1436 H / 6 Maret 2015 21:28 Cover majalah TIME: Erdogan's Way Edisi 28 November 2011 !function(d,s,id){var js,fjs=d.getElementsByTagName(s)[0],p=/^http:/.test(d.location)?'http':'https';if(!d.getElementById(id)){js=d.createElement(s);js.id=id;js.src=p+'://platform.twitter.com/widgets.js';fjs.parentNode.insertBefore(js,fjs);}}(document, 'script', 'twitter-wjs1'); (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); Laporkan iklan tak layak ISTANBUL (Arrahmah.com) – Telah lama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dipandang sebelah mata oleh pihak yang berseberangan dengan Islam. Ia dikatai “bodoh”, bahkan “pendosa”. Untuk mengetahui “kebodohan dan dosa-dosa” apa saja yang dilakukan Erdogan, berikut Tim Arrahmah kutipkan dari artikel penulis Yordan, Ihsan Al Faqih, 26 Desember lalu pada media Achahed. Produk Domestik Nasional Turki di tahun 2013 mencapai 100M dolar Amerika, menyamai pendapatan gabungan 3 negara dengan ekonomi terkuat di Timur Tengah; Arab Saudi, Uni Emirat arab, Iran, dan ditambah dengan Yordan, Suriah dan Libanon.


Erdogan membawa negerinya melakukan lompatan ekonomi yang besar, dari rangking 111 dunia ke peringkat 16, dengan rata-rata peningkatan 10 % pertahun, yang berarti masuknya Turki kedalam 20 negara besar terkuat (G-20) di dunia.


Tahun 2023 merupakan tahun pembangunan Negara Turki Modern yang sudah dicanangkan oleh Erdogan, yang ditargetkan adalah Turki menjadi kekuatan politik dan ekonomi nomer 1 di dunia! Airport Internasional Istambul adalah bandara terbesar di Eropa yang menampung 1260 pesawat setiap harinya, ditambah Bandara Shabiha yang menampun 630 pesawat setiap hari. Turkish Airline meraih peringkat maskapai penerbangan terbaik di dunia dalam 3 tahun berturut-turut.


Dalam kurun 10 tahun, Turki telah menanam 770 juta pohon Harjia dan berbuah. Untuk pertama kali Turki di masa modern ini memproduksi sendiri Tank baja, pesawat terbang dan pesawat tempur tanpa awak, serta satelit militer modern pertama yang multi fungsi.


Erdogan dalam 10 tahun pemerintahannya telah mendirikan 125 universitas baru, 189 sekolah baru, 510 rumah sakit baru dan 169.000 kelas baru yang modern, sehingga rasio siswa perkelas tidak lebih dari 21 orang. Ketika krisis ekonomi menimpa Eropa dan Amerika, universitas-universitas Eropa dan Amerika menaikkan uang kuliah. Sedangkan Erdogan membebaskan seluruh biaya kuliah dan sekolah bagi rakyatnya dan menjadi tanggungan negara.


Dalam 10 tahun terakhir, pendapatan perkapita penduduk Turki yang dahulunya hanya 3500 dolar pertahun, meningkat pada tahun 2013 menjadi 11.000 dollar pertahun, lebih tinggi dari perkapita penduduk Prancis. Dan Erdogan naikkan nilai tukar mata uang Turki 30 kali lipat!


Di Turki, negara sedang mengupayakan dengan sungguh-sungguh membiayai 300 ribu ilmuwan melakukan penelitian ilmiah untuk menuju tahun 2023. Di antara keberhasilan politik terbesar Turki adalah keberhasilan Erdogan mendamaikan dua bagian Cyprus yang bertikai. Ia juga melakukan pembahasan damai dengan partai Buruh Kurdistan untuk menghentikan pertumpahan darah, dan meminta maaf kepada Armenia, sehingga menyelesaikan permasalahan yang sudah menggantung sejak 6 dasawarsa.


Di negara Turki, gaji dan upah meningkat mencapai 300%. Dan gaji pegawai baru meningkat, dari 340 lira Turki menjadi 957 lira. Dan jumlah pencari kerja menurun dari 38% menjadi 2%. Di Turki, anggaran pendidikan dan kesehatan, mengungguli anggaran pertahanan, dan gaji guru sebesar gaji dokter.


Di Turki telah dibangun 35 ribu laboratorium IT dan data base modern yang melatih pemuda-pemuda Turki. Erdogan menutupi defisit anggaran yang mencapai 47 milyar dolar. Sebelumnya cicilan terakhir hutang Turki ke IMF adalah 300juta dolar pada Juli lalu. Bahkan Turki meminjami IMF yang jelek namanya itu sebesar 5 milyar dolar.


Disamping itu Erdogan juga menambah cadangan devisa negara sebesar 100 milyar dolar. 10 tahun lalu, ekspor Turki hanya 23 milyar dolar. Sekarang meningkat menjadi 153 milyar dolar, mencapai 190 negara. Yang paling banyak adalah mobil, yang kedua peralatan elektronik. Setiap 3 perangkat elektronik di Eropa, satunya adalah produk Turki.


Pemerintah Erdogan mengawali pengolahan sampah menjadi pembangkit tenaga listrik, yang digunakan oleh sepertiga penduduk Turki. Dan energi listrik sudah dinikmati 98% penduduk Turki.


Erdogan pernah duduk berhadapan dengan seorang anak perempuan yang usianya masih 12 tahun, tampil dalam siaran langsung televisi, berdebat dan berdiskusi tentang pembangunan Turki masa depan. Beliau hormati kecerdasan dan semangat anak tersebut. Sekaligus beliau didik anak-anak Turki keteladanan dalam berdebat dan berdiskusi serta membaca masa depan. Erdogan adalah teman Israel, begitu menurut kaum sekuler Arab.


Erdogan berikan tamparan keras kepada Israel, dan dia paksa Israel meminta maaf karena kasus kapal Marmara yang ditembak Israel. Dan Turki berikan syarat pencabutan embargo Gaza untuk menerima permintaan maaf tersebut. Erdogan adalah teman Israel??? Beliau berikan kritikan tajam terhadap orang-orang yang bertepuk tangan terhadap pidato Simon Perez dalam pertemuan Ekonomi dunia, dan beliau berkata sebelum keluar ruangan dan pulang ke Turki: “Memalukan kalian bertepuk tangan terhadap pidato ini, padahal Israel telah membantai ribuan anak dan wanita di Gaza…”


Erdoga menyemprot para demonstran penentangnya dengan air. Tidak menembak mereka dengan pesawat tempur, atau rudal atau bom-bom molotov. Erdogan menolak anak gadisnya membuka hijab saat sekolah. Maka beliau kirim anaknya sekolah di Eropa agar tetap berhijab, sebelum hijab dibolehkan di kampus-kampus Turki.


Erdogan satu-satunya kepala negara bersama istrinya mengunjungi Burma dan bertemu dengan kaum Muslimin di sana dari kawasan Myanmar yang dapat bencana.


Erdogan menghidupkan kembali pengajaran Al Quran dan Hadits di sekolah-sekolah negeri, setelah hilang selama hampir 90 tahun, dihilangkan pemerintah sekuler.


Erdogan menetapkan kebebasan berhijab di kampus-kampus Turki dan di parlemen.


Erdoganlah pemimpin muslim yang membuat lampu di jembatan gantung terbesar di dunia di pantai laut hitam dengan penerangan yang sangat besar bertuliskan “Bismillahirrahmanirrahim..” Padahal, salah satu negara Arab membuat pohon natal terbesar di dunia dengan menelan dana mencapai 40 juta dolar.


Erdogan mengembalikan pembelajaran bahasa Ustmaniyah yang berhuruf Arab di sekolah-sekolah negeri.


Erdogan melepas pawai 10 ribu anak-anak muslim yang berumur 7 tahun di jalan-jalan Istambul, dengan penuh bangga anak-anak tersebut akan memulai kewajiban shalat berjamaah dan menghafal Al Quran. Robbana, semoga pemimpin negara kami dapat meniru “dosa dan kebodohan” Erdogan…. Allahu akbar! (adibahasan/arrahmah.com) - See more at: http://www.arrahmah.com/news/2015/03/06/dosa-dosa-dan-kebodohan-kebodohan-erdogan-terhadap-hak-ummat-islam.html#sthash.vF1tW59s.dpuf

15 daripada 29 Fakta tentang Turki dan Erdogan yang Mungkin Belum Anda Ketahui

29 Fakta tentang Turki dan Erdogan yang Mungkin Belum Anda Ketahui (1)

Kamis 9 Syaaban 1436 / 28 Mei 2015 15:15


erdogan
Oleh: Ricky Adrinaldi, Ketua ODOJ 
ADA yang menarik dari negara Turki. Dari artikel penulis Yordan, Ihsan Al Faqih, pada media Achahed,:
1. Produk Domestik Nasional Turki di tahun 2013 mencapai 100M dolar Amerika, menyamai pendapatan gabungan 3 negara dengan ekonomi terkuat di Timur Tengah; Arab Saudi, Uni Emirat arab, Iran, dan ditambah dengan Yordan, Suriah dan Libanon.
2. Erdogan membawa negerinya melakukan lompatan ekonomi yang besar, dari rangking 111 dunia ke peringkat 16, dengan rata-rata peningkatan 10 % per tahun, yang berarti masuknya Turki kedalam 20 negara besar terkuat (G-20) di dunia.
3. Tahun 2023 merupakan tahun pembangunan Negara Turki Modern yang sudah dicanangkan oleh Erdogan, yang ditargetkan adalah Turki menjadi kekuatan politik dan ekonomi nomer 1 di dunia!
4. Airport Internasional Istambul adalah bandara terbesar di Eropa yang menampung 1260 pesawat setiap harinya, ditambah Bandara Shabiha yang menampun 630 pesawat setiap hari.
5. Turkish Airline meraih peringkat maskapai penerbangan terbaik di dunia dalam 3 tahun berturut-turut.
6. Dalam kurun 10 tahun, Turki telah menanam 770 juta pohon Harjia dan berbuah.
7. Untuk pertama kali Turki di masa modern ini memproduksi sendiri Tank baja, pesawat terbang dan pesawat tempur tanpa awak, serta satelit militer modern pertama yang multi fungsi.
8. Erdogan dalam 10 tahun pemerintahannya telah mendirikan 125 universitas baru, 189 sekolah baru, 510 rumah sakit baru dan 169.000 kelas baru yang modern, sehingga rasio siswa perkelas tidak lebih dari 21 orang.
9. Ketika krisis ekonomi menimpa Eropa dan Amerika, universitas-universitas Eropa dan Amerika menaikkan uang kuliah. Sedangkan Erdogan membebaskan seluruh biaya kuliah dan sekolah bagi rakyatnya dan menjadi tanggungan negara.
10. Dalam 10 tahun terakhir, pendapatan perkapita penduduk Turki yang dahulunya hanya 3500 dolar pertahun, meningkat pada tahun 2013 menjadi 11.000 dollar pertahun, lebih tinggi dari perkapita penduduk Prancis. Dan Erdogan naikkan nilai tukar mata uang Turki 30 kali lipat!
11. Di Turki, negara sedang mengupayakan dengan sungguh-sungguh membiayai 300 ribu ilmuwan melakukan penelitian ilmiah untuk menuju tahun 2023.
12. Di antara keberhasilan politik terbesar Turki adalah keberhasilan Erdogan mendamaikan dua bagian Cyprus yang bertikai. Ia juga melakukan pembahasan damai dengan partai Buruh Kurdistan untuk menghentikan pertumpahan darah, dan meminta maaf kepada Armenia, sehingga menyelesaikan permasalahan yang sudah menggantung sejak 6 dasawarsa.
13. Di negara Turki, gaji dan upah meningkat mencapai 300%. Dan gaji pegawai baru meningkat, dari 340 lira Turki menjadi 957 lira. Dan jumlah pencari kerja menurun dari 38% menjadi 2%.
14. Di Turki, anggaran pendidikan dan kesehatan, mengungguli anggaran pertahanan, dan gaji guru sebesar gaji dokter.
15. Di Turki telah dibangun 35 ribu laboratorium IT dan data base modern yang melatih pemuda-pemuda Turki.

ADA yang menarik dari negara Turki

ADA yang menarik dari negara Turki. Dari artikel penulis Yordan, Ihsan Al Faqih, pada media Achahed,:
1. Produk Domestik Nasional Turki di tahun 2013 mencapai 100M dolar Amerika, menyamai pendapatan gabungan 3 negara dengan ekonomi terkuat di Timur Tengah; Arab Saudi, Uni Emirat arab, Iran, dan ditambah dengan Yordan, Suriah dan Libanon.
2. Erdogan membawa negerinya melakukan lompatan ekonomi yang besar, dari rangking 111 dunia ke peringkat 16, dengan rata-rata peningkatan 10... % per tahun, yang berarti masuknya Turki kedalam 20 negara besar terkuat (G-20) di dunia.
3. Tahun 2023 merupakan tahun pembangunan Negara Turki Modern yang sudah dicanangkan oleh Erdogan, yang ditargetkan adalah Turki menjadi kekuatan politik dan ekonomi nomer 1 di dunia!
4. Airport Internasional Istambul adalah bandara terbesar di Eropa yang menampung 1260 pesawat setiap harinya, ditambah Bandara Shabiha yang menampun 630 pesawat setiap hari.
5. Turkish Airline meraih peringkat maskapai penerbangan terbaik di dunia dalam 3 tahun berturut-turut.
6. Dalam kurun 10 tahun, Turki telah menanam 770 juta pohon Harjia dan berbuah.
7. Untuk pertama kali Turki di masa modern ini memproduksi sendiri Tank baja, pesawat terbang dan pesawat tempur tanpa awak, serta satelit militer modern pertama yang multi fungsi.
8. Erdogan dalam 10 tahun pemerintahannya telah mendirikan 125 universitas baru, 189 sekolah baru, 510 rumah sakit baru dan 169.000 kelas baru yang modern, sehingga rasio siswa perkelas tidak lebih dari 21 orang.
9. Ketika krisis ekonomi menimpa Eropa dan Amerika, universitas-universitas Eropa dan Amerika menaikkan uang kuliah. Sedangkan Erdogan membebaskan seluruh biaya kuliah dan sekolah bagi rakyatnya dan menjadi tanggungan negara.
10. Dalam 10 tahun terakhir, pendapatan perkapita penduduk Turki yang dahulunya hanya 3500 dolar pertahun, meningkat pada tahun 2013 menjadi 11.000 dollar pertahun, lebih tinggi dari perkapita penduduk Prancis. Dan Erdogan naikkan nilai tukar mata uang Turki 30 kali lipat!
11. Di Turki, negara sedang mengupayakan dengan sungguh-sungguh membiayai 300 ribu ilmuwan melakukan penelitian ilmiah untuk menuju tahun 2023.
12. Di antara keberhasilan politik terbesar Turki adalah keberhasilan Erdogan mendamaikan dua bagian Cyprus yang bertikai. Ia juga melakukan pembahasan damai dengan partai Buruh Kurdistan untuk menghentikan pertumpahan darah, dan meminta maaf kepada Armenia, sehingga menyelesaikan permasalahan yang sudah menggantung sejak 6 dasawarsa.
13. Di negara Turki, gaji dan upah meningkat mencapai 300%. Dan gaji pegawai baru meningkat, dari 340 lira Turki menjadi 957 lira. Dan jumlah pencari kerja menurun dari 38% menjadi 2%.
14. Di Turki, anggaran pendidikan dan kesehatan, mengungguli anggaran pertahanan, dan gaji guru sebesar gaji dokter.

13 FEBUARI 2013 ADALAH HARI BERSEJARAH BAGI BANGSA MELAYU PATANI "16 ORANG PARA PERJUANG PATANI GUGUR SHAHID".

13 FEBUARI 2013 ADALAH HARI BERSEJARAH BAGI BANGSA MELAYU PATANI "16 ORANG PARA PERJUANG PATANI GUGUR SHAHID".
Masihkah kita ingat terhadap peristiwa berdarah 1...3 Febuari 2013, genap 03 tahun peristiwa berdarah keatas 16 orang para perjuang Patani gugur shahid yang bertempur dengan pihak tentera Thailand.
Narathiwat - Pada 13 Fabuari 2013, bahwa berlaku peristiwa pertempuran diantara para perjuang Patani dengan pihak tentera Thailand, menyebabkan para perjuang Patani 16 orang gugur shahid dan pihak tentera Thailand ada yang mati dan cedera. Bahwa peristiwa berdarah ini berlaku di kawasan kem tentera Thailand Beluka Samok Daerah Bachok Wilayah Narathiwat.

Kenapa Islam Ada 4 Mazhab ?

Kenapa Islam Ada 4 Mazhab ?

1. Sejak kecil, kita terutamanya budak-budak Malaysia telah dididik dengan hukum-hakam agama seperti yang telah tertulis di dalam PAFA (legend doh buku ni). Jika masih ingat, semua hukum yang kita belajar, adalah Mazhab Syafi’e kan?

2. Seperti yang diketahui ramai, Islam ada 4 mazhab, Syafi’e, Hanbali, Maliki, dan Hanafi. Siapa cakap Syi’ah tu mazhab ke-5, boleh pakai baju melayu putih, sampin hijau, dan pergi masuk sekolah agama balik. Kesemua 4 mazhab kita ada 5 rukun Islam, tiada tambah-tambah, ada dua hari raya, tiada tambah-tambah.

3. Sudah pasti ramai tertanya-tanya kenapa Islam kena ada 4 mazhab? Kenapa tak satu je. Siap ada sesetengah pihak yang bajet legend, cakap tak payah ikut mazhab ikut Nabi je, sebenarnya dia menggelabah je. Ustaz saya cakap, siapa cakap macam tu, dia bukan suruh ikut Nabi, sebenarnya dia suruh ikut dia sendiri.

4. Mazhab ni bezanya dari segi Feqah sahaja, bukan dari segi Aqidah. Feqah bermakna cara kita melakukan sesuatu Ibadat. Bagaimana nak sembahyang, nak ambil wudhu’, dan sebagainya. Tapi jenis Ibadatnya semua sama. Keempat-empat mazhab ada 5 waktu sembahyang. Aqidah semua sama. Satu Tuhan. Satu Rasul.

5. Mungkin juga ramai sudah tahu, mazhab ini mengikut tempat. Sebagai contoh, Mazhab Syafi’e diamalkan di Malaysia. Manakala mazhab Hanafi, diamalkan di tempat seperti Iraq. Mengenai perkara ini lah (perbezaan geografi) ternyata bergunanya mazhab.

6. Contoh yang paling jelas, mengikut Mazhab Syafi’e, di dalam sembahyang kita tak boleh bergerak 3 kali secara berturut-turut. Manakala mazhab yang lain boleh. Sekarang, di Mekah mereka tidak mengamalkan mazhab Syafi’e. Okay, cuba bayangkan, di Kaabah yang begitu ramai, tak boleh bergerak 3 kali, boleh ke? Kita tengah baca Fatihah, tiba ada Pak Arab tengah lintas depan kita, kita terpaksa gerak sikit, pastu ada pulak Minah Arab lalu kat belakang kita kena gerak lagi. Kalau pergerakan kaki kita melebihi 3 kali, sembahyang batal. Habis tu sampai Subuh besok kita kena ulang sembahyang balik, sebab sembahyang kita asyik batal.

7. Situasi A: Cuba bayangkan dalam dunia ini ada satu mazhab je. Nanti kat Kaabah tiada siapa dapat habiskan sembahyangnya. Situasi B: Cuba bayangkan pulak kalau satu dunia amalkan satu mazhab je, yang boleh bergerak banyak kali. Nanti sampai kat Malaysia (yang masjidnya selalu tak penuh), nanti rilek je orang sembahyang gerak banyak kali. Siap ada mamat sembahyang sambil baca Naruto lagi.

8. Mazhab ini bukannya pecahan Agama. Tapi lebih dari perbezaan pendapat yang sesuai dengan tempat-tempat tertentu. Cuba bayangkan, kalau kerajaan wajibkan semua budak sekolah pergi sekolah naik bas sahaja. Tak boleh ibu-bapa hantar, tak boleh naik basikal. Kononnya tiada keseragaman. Gila ke? Semua orang ada cara masing-masing. Yang penting pergi sekolah, tiada kesah naik bas ke kereta ke permaidani ajaib ke.

9. Hal ini, bukan sahaja boleh diaplikasikan kepada mazhab sahaja. Tetapi juga boleh dikaitkan dengan hukum-hukum ijma’.

10. Maka timbul juga persoalan-persoalan seperti bolehkah kita mengamalkan mazhab lain. Contohnya, kita yang mazhab Syafi’e ni nak amalkan mazhab Maliki pulak. Hal ini dinamakan talfiq (menyampurkan mazhab). Ustaz saya kata, hal ini tak boleh sama sekali. Kecuali: A) Kita sudah belajar sepenuhnya keempat-empat mazhab. B) Kita pergi ke tempat yang mengamalkan mazhab lain.

11. Walaupun jika seseorang itu sudah belajar kesemua mazhab, adalah dinasihatkan supaya konsisten dengan satu mazhab sahaja. Seperti Imam Al-Ghazali, walaupun beliau ‘alim dengan semua mazhab, tapi beliau hanya mengamalkan mazhab Syafi’e sahaja.

12. Ingatlah, mazhab itu bukan perbezaan agama. Tapi ia adalah medium untuk memudahkan kita semua untuk menjalankan ibadah seharian agar mendekatkan diri kita dengan diriNya.

10 tahap untuk memajukan bahasa Melayu Patani

10 tahap untuk memajukan bahasa Melayu Patani - demi kemandirian bahasa di masyarakat Melayu Patani

Nota: Artikel ini berdasarkan ucapan yang disampaikan oleh penulis sebagai penutupan forum “Generasi Baru dengan Komunikasi Bahasa Melayu” pada tanggal 7 Februari 2016 di Hotel Park View, Pattani, Thailand.
Pada kira-kira 20 tahun yang lalu (1997), semasa saya menjejak kaki di bumi Patani buat kali pertama, saya dapati bahawa kondisi bahasa Melayu di Patani bagaikan seorang pesakit tenat yang sedang mendapat rawatan di bilik Unit Rawatan Rapi (ICU). Malangnya, pada tahun 2016, bahasa Melayu Patani masih berada di ICU tanpa tanda-tanda pemulihan dari sakitnya yang tenat itu.
Walaupun keadaan ini sama sekali tidak menyenangkan, tetapi pada hakikatnya bahasa Melayu Patani masih ‘hidup’ lagi, tidak seperti bahasa-bahasa Melayu yang sudah pupus di wilayah-wilayah yang lain di Thailand. Misalnya, Wilayah Satun merupakan satu wilayah yang peratusan orang beragama Islamnya paling tinggi di Negara Gajah Putih.
Pada kira-kira 100 tahun yang lalu, semua perkampungan di wilayah ini (sekitar 300 buah kampung) berbahasa Melayu. Kini, menurut satu kajian yang dilakukan oleh pengkaji bahasa Melayu tempatan, tinggal 13 buah kampung sahaja yang masih menggunakan bahasa Melayu secara aktif, kesemuanya terletak di simpadan dengan Malaysia.
Ahli sejarah terkenal di Kelantan, Ahmad Fathy Al-Fatani, ketika ditemui penulis, pernah menunjukkan catatan orang Belanda pada abad ke-19 yang memilih Singgora (Songkhla) sebagai tempat belajar bahasa Melayu kerana ‘pertuturannya (dalam bahasa Melayu) bagus’. Kini, di kota pelabuhan tersebut, hampir tiada orang yang berbahasa Melayu dalam kehidupan seharian, walapun kebanyakan penduduk di kota tersebut masihg memeluk agama Islam.
Di tempat-tempat lain, keadaannya lebih dahsyat. Terdapat beberapa wilayah di Thailand yang namanya berasal dari bahasa Melayu, seperti ‘Phuket (bukit)’, ‘Phangga (bunga)’, ‘Trang (terang)’ dan sebagainya. Dalam wilayah-wilayah tersebut dan wilayah yang berhampiran, masih terdapat masyarakat beragama Islam, tetapi boleh dikatakan hampir semuanya tidak lagi bertutur bahasa Melayu. Bahasa percakapan seharian mereka ialah bahasa Thai dialek selatan. Kesan bahasa Melayu hanya tinggal pada nama-nama tempat sahaja, itu pun jika ada.
Berbanding dengan kondisi bahasa Melayu yang sudah pupus di daerah-daerah lain, kondisi bahasa Melayu di Patani boleh dikatakan jauh lebih baik, kerana sekurang-kurangnya bahasa Melayu masih digunakan sebagai bahasa pertuturan seharian di Patani (dalam bentuk bahasa Melayu dialek Patani).
Walau bagaimanapun, jika ditanya adakah bahasa Melayu Patani boleh mempertahankan diri dengan dalam edaran zaman yang begitu pesat ini, kita juga tidak dapat memberikan jawapan yang terlalu positif. Apatah lagi jikia kita memikirkan sama ada kita dapat memartabatkan bahasa Melayu Patani supaya berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan bahasa Melayu di Malaysia atau bahasa Indonesia, di bawah kondisi sekarang, cita-cita ini sangat sukar dicapai. Dengan demikian, pertama, untuk menyelamatkan bahasa Melayu di Patani, dan kedua, untuk memajukan serta mengembangkan bahasa Melayu di Patani, kita juga perlu bersikap realistik.
hara
Pada peringkat sekarang, masih ada banyak perkara yang berada di luar lingkungan kuasa orang tempatan, kerana hal-hal sedemikian berkaitan rapat dengan kondisi politik semasa dan sistem pemerintahan. Sungguhpun demikian, masih tetap ada banyak perkara yang boleh dilakukan oleh individu-individu yang ingin mengembangkan bahasa Melayu di Patani.
Berikut ialah 10 tahap yang perlu dicapai oleh sesebuah bahasa, terutamanya bahasa Melayu di Patani, untuk terus bertahan dalam edaran zaman dan dapat dikembangkan untuk menjadi sebuah bahasa yang bermartabat. Kesemua tahap yang berikut bermula dengan kata kerja terbitan yang dibina dengan apitan ‘meN-i’, yang bermula daripada ‘mengalami/melalui’ dan berakhir dengan ‘menjiwai’. Tahapan-tahapan yang diantaranya ada yang boleh digantikan antara satu sama lain.
1. Mengalami/Melalui
Apa yang dimaksudkan dengan ‘mengalami’ atau ‘melalui’ dalam konteks ini ialah sebagai seorang bangsa Melayu Patani, sejak dilahirkan sehingga besar, biasanya dia akan berada dalam lingkungan yang menggunakan bahasa Melayu dialek Patani. Dengan itu, secara automatis dia juga mengalami bahasa Melayu dalam kehidupan sehariannya. Ini merukapan tahap yang paling awal. Tahap ini boleh dicapai tanpa sebarang usaha, hanya perlu dilahirkan atau berada dalam lingkungan yang menggunakan bahasa Melayu sahaja.
Walaupun begitu, pada masa sekarang, sudah mula ada keluarga-keluarga orang Melayu, terutamanya di kawasan perkotaan atau bandar, tidak lagi menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa keluarga. Bagi golongan ini, nasib yang menatikan mereka ialah kehilangan bahasa nenek moyang mereka.
2. Mengenali
Tahap yang selanjutnya ialah ‘mengenali’, iaitu mengenali bahasa Melayu. Tahap ini penting kerana ini merupakan titik permulaan terhadap perasaan positif terhadap bahasa Melayu, bak kata pepatah, ‘tak kenal maka tak cinta’. Namun demikian, cinta yang lahir pada tahap ini belum lagi cinta yang sejati, sebaliknya lebih bersifat ‘cinta buta’ atau ‘cinta monyet’. Ramai daripada orang Melayu Patani mempunyai semangat yang berkobar-kobar untuk melakukan sesuatu, tetapi hampir tidak berhasil kerana kekurangan dalam perkara-perkara tertentu. Akibatnya, rasa cinta mereka juga hampir tidak dapat membuahkan hasil yang positif. Supaya semangat tersebut dapat menghasilkan sesuatu dampak yang positif terhadap bahasa Melayu, penutur bahasa Melayu juga perlu mengalami tahap-tahap yang selanjutnya.
3. Menyedari
Tahap yang ketiga ialah ‘menyedari’, iaitu ‘menyedari bahawa bahasa Melayu perlu dipelajari’. Ramai daripada orang Melayu Patani, sebaik sahaja dimaklumkan bahawa saya mengajar bahasa Melayu, menunjukkan rasa hairan, dan memberikan reaksi-rekasi tertentu. Sebagai contoh:  
“Kenapa kamu mengajar bahasa Melayu? Bukankah lebih baik mengajar bahasa Jepun kepada anak-anak Melayu Patani? Itu lebih menguntungkan merkea.” atau
“Kita sudah bercakap bahasa Melayu di rumah, dalam kehidupan seharian. Jadi tidak perlulah kita belajar bahasa Melayu lagi. Lebih baik belajar bahasa-bahasa lain.”
Kebanyakan bekas pelajar saya di universiti juga pernah diajukan soalan yang lebih kurang sama, iaitu “buat apa belajar bahasa Melayu?” dan sebagainya.
Keadaan sedemikian jelas menunjukkan bahawa dalam masyarakat Melayu Patani masih ada agak ramai yang tidak terlepas daripada kejahilan, kerana mereka tidak ‘menyedari’ satu hakikat bahawa setiap bahasa perlu dipelajari dengan sungguh-sungguh. Kita tidak akan dapat menguasai sesuatu bahasa tanpa dipelajari.
Lihat sahaja orang Malaysia. Adakah orang Malaysia menguasai bahasa Melayu tanpa pembelajaran yang sistematis dan memakan masa yang amat panjang? Adakah orang Indonesia semuanya bisa berbahasa Indonesia hanya kerana mereka dilahirkan sebagai orang Indonesia? Jawapannya tidak. Hanya orang Melayu Patani sahaja yang beranggapan bahawa orang Melayu tidak perlu belajar bahasa Melayu. Hatta orang Thai sendiri, untuk menjadi pengguna bahasa Thai yang baik, perlu mempelajari bahasa Melayu dengan sungguh-sungguh. Hal ini membawa kita kepada tahap yang keempat, iaitu ‘mempelajari’.
4. Mempelajari
Mempelajari dalam konteks ini bukan belajar secara main-main sahaja, sebaliknya, belajar bahasa Melayu seperti kita mempelajari bahasa-bahasa lain, seperti bahasa Arab, bahasa Inggeris, bahasa China, bahasa Jepun dan sebagainya. Atau belajar bahasa Melayu seperti kita belajar subjek-subjek lain, tidak kiralah sains, matematik, agama, dan sebagainya. Di samping kesungguhan, proses mempelajari ini juga memerlukan pembelajaran yang sistematik dan teratur. Para pelajar juga harus mempelajari bahasa Melayu dengan rajin dan gigih. Selagi bahasa Melayu tidak dianggap sebagai satu ‘subjek’ atau ‘mata kuliah’ yang sah, orang Melayu juga tidak akan mempelajarinya secara serius. Oleh itu, tahap ini sangat penting untuk meningkatkan tahap penguasaan bahasa Melayu di Patani.
Perkara yang perlu dipelajari di peringkat ini ialah semua perkara yang bersangkutan dengan penggunaan bahasa, bermula daripada kosa kata, tatabahasa seperti susunan ayat dan penggunaan imbuhan.
5. Memahami
Setelah mempelajari bahasa Melayu secara sistematis, kita dapat memahami bahasa Melayu. Kefahaman yang timbul pada peringkat ini tidak lagi kefahaman yang kurang jelas, sebaliknya kefahaman yang berdasarkan ilmu bahasa. Kita dapat menganalisis struktur atau susunan ayat, dapat membezakan golongan kata dengan tepat, dan memerhatikan penggunaan kata. Pada peringkat ini, seseorang pengguna bahasa dapat membaca dan mendengar bahasa yang dipelajari dengan baik.
6. Mendalami/Menghalusi
Proses ‘mendalami’ dan ‘menghalusi’ amat perlu untuk meningkatkan tahap penguasaan bahasa Melayu kita, terutamanya untuk mempelajari ‘selok-belok’ dalam penggunaan bahasanya. ‘Mendalami’ bererti memahami sesuatu dengan mendalam, baik di peringkat perkataan, ungkapan, ayat mahupun di peringkat secara keseluruhan. ‘Menghalusi’ pula menguasai perkara-perkara terperinci tentang satu-satu perkataan, imbuhan dan segala perkara yang berkaitan dengan penggunaan bahasa. Misalnya, seorang yang sudah mendalami dan menghalusi bahasa Melayu dapat membezakan maksud antara istilah-istilah seperti ‘cantik, indah, ayu, elok’ atau ‘aman, damai, sejahtera, sempurna’ dan sebagainya. Bukan itu sahaja, dia juga harus dapat memahami maksud tiap-tiap perkataan dengan baik. Tujuan proses ‘mendalami’ dan ‘menghalusi’ adalah supaya kita dapat memahami dan membina ayat yang rumit tetapi teratur dan sempurna
7. Menguasai
‘Menguasai’ artinya dapat menggunakan bahasa Melayu dengan sepenuhnya untuk menyampaikan maksud serta buah fikirannya sendiri, kerana ilmu-ilmu asas yang diperlukan tentang bahasa Melayu sudah dipelajari. Pada peringkat ini, barulah orang yang menabur bakti demi perkembangan bahasa Melayu dapat melakukan tugasnya dengan baik. Dengan kata lain, sebelum seseorang mencapai tahap ini, janganlah cuba ‘cari makan’ dengan bahasa Melayu, sama ada sebagai guru, pensyarah, jurubahasa, penterjemah, wartawan, penulis, juruhebah, DJ dan sebagainya.
Salah satu masalah bahasa Melayu di Patani ialah keadaan di mana orang-orang penguasaan bahasa Melayunya terlalu lemah sudah mulai ‘cari makan’ dengan bahasa Melayunya yang maish sangat lemah itu. Akibatnya, bahasa Melayu yang tidak betul, tidak sempurna dan yang salah pula disebarluaskan kepada masyarakat umum. Walaupun niat mereka adalah ingin mengembangkan bahasa Melayu, tetapi oleh kerana penguasaannya terlalu lemah, maka niatnya selalunya tidak tercapai. Orang yang ingin mengajar bahasa Melayu, menulis sesuatu dalam bahasa Melayu atau menggunakan bahasa Melayu dalam pekerjaannya sekurang-kurangnya perlu mencapai tahap ini. Jika belum dicapai, jangan dicuba, kerana perbuatan sedemikian akan menjejaskan bahasa Melayu di Patani.
8. Menikmati
Setelah ‘menguasai’, barulah kita dapat ‘menikmati’ bahasa Melayu, baik keindahan, keistimewaan mahupun kehebatannya. Pada peringkat ini, kita tidak perlu lagi dipaksa atau disuruh untuk memmpelajari, kerana menggunakan bahasa Melayu sudah menjadi satu nikmat baginya. Kita akan berasa soronok apabila kita membaca, mendengar, bertutur atau menulis dalam bahasa Melayu. Pengalaman menggunakan bahasa Melayu sudah menjadi nikmat dan sebahagian daripada hidupnya. Orang yang berada pada peringkat ini akan terus-menerus mengkaji bahasa Melayu tanpa dipaksa, dan akan menambahkan pengetahuan tanpa disuruh. Hasilnya ialah bahasa Melayunya semakin hari semakin bagus.
9. Mencintai
Selepas kita mengenali nikmat dalam bahasa Melayu, tumbuh satu perasaan di dalam benak hati kita, iaitu cinta terhadap bahasa Melayu, iaitu cinta sejati yang suci dan abadi. Pada peringkat ini, bahasa Melayu sudah menjadi sesuatu yang tidak dapat ternilai, dan kita juga tidak dapat terpisah daripada bahasa Melayu. Keinginan dan niat untuk melakukan sesuatu bahasa Melayu juga akan tumbuh sesudah kita benar-benar mencintai bahasa Melayu.
Perasaan cinta ini merupakan perasaan peribadi. Kita mencintai bahasa Melayu seperti kita mencintai, misalnya, alam semulajadi, tanah air, bangsa, dan agama kita, bukan sekadar perasaan sayang yang akan pudar setelah demam cinta itu hilang. Perasaan cinta terhadap bahasa Melayu ini sudah menjadi cinta yang berakar dalam nurani kita, kerana kita juga sudah mengenali nikmat bahasa Melayu. Dan perasaan cinta ini juga diharapkan agar membawa kita kepada peringkat yang terakhir, iaitu ‘menjiwai/menghayati’.
10. Menjiwai/Menghayati
Orang yang menjiwai bahasa Melayu ialah orang yang berjiwa bahasa Melayu. Dengan kata lain, bahasa Melayu sudah menjadi sebahagian daripada jati dirinya yang tidak akan terpisah daripada dirinya. Pada peringkat ini, lahirlah kesedaran dan keyakinan bahawa ‘jika bahasa Melayu mati, bangsaku juga akan mati’. Dengan demikian, orang yang berjiwa bahasa Melayu juga sentiasa didorong oleh satu kesedaran bahawa dia harus melakukan sesuatu untuk bahasa Melayu. Tetapi apa yang dilakukan oleh orang yang berada peringkat ini semuanya akan berhasil, kerana dia sudah menguasai bahasa Melayu dan mempunyai kemahiran-kemahiran yang diperlukan, baik dalam mengajar bahasa Melayu, menulis dalam bahasa Melayu atau segala kerja yang bersangkutan dengan bahasa Melayu. Orang yang menjiwai atau menghayati bahasa Melayu benar-benar dapat memahami cogan kata ‘bahasa jiwa bangsa’, kerana bahasa Melayu sudah menjadi jiwanya.
Rumusan
Sebagai rumusan, bagi orang yang hanya menggunakan bahasa Melayu dari peringkat 1 ke peringkat 5, bahasa Melayu hanya merupakan ‘bahasa mulut’, manakala jika kita mencapai tahap 6 dan 7, barulah bahasa Melayu menjadi ‘bahasa otak’. Selanjutnya, pada peringkat 8 dan 9, bahasa Melayu sudah menjadi ‘bahasa hati’, dan akhirnya bahasa Melayu menjadi ‘bahasa jiwa’ di peringkat terakhir.
Daripada penjelasan di atas, jelaslah bahawa kebanyakan masalah yang berkaitan dengan bahasa Melayu di Patani berlaku kerana bagi kebanyakan orang Melayu Patani, bahasa Melayu hanya berfungsi sebagai bahasa mulut, belum lagi mejadi bahasa otak, dan masih terlalu jauh untuk menjadi bahasa jiwa. Dengan demikian, apabila ada bahasa lain yang lebih dominan, bahasa Melayu dengan begitu mudah digantikan dengan bahasa-bahasa seperti itu. Itulah sebabnya bahasa Inggeris masih dapat berleluasa di Malaysia, dan bahasa Thai semakin menjadi pilihan bagi orang Melayu Patani.
Untuk mempertahankan bahasa Melayu pada abad ke-21 yang penuh dengan cabaran ini, kita perlu meningkatkan penguasaan bahasa Melayu seseorang. Sekurang-kurangnnya kita harus menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa otak, kerana selagi bahasa tidak dikaitkan dengan otak kita (iaitu organi manusia yang membolehkan manusia berfikir dengan akal), kita tidak dapat menjiwai dan menghayati sesuatu bahasa dengan sepenuhnya.
อ่านข่าวที่เกี่ยวข้อง
- See more at: http://www.deepsouthwatch.org/dsj/8087#sthash.tDr9CEIH.0PcihS4l.dpuf

Haram Memanggil Pasangan dengan Panggilan “Abi-Ummi”?

Awas Jangan Memanggil Pasangan dengan Panggilan “Abi-Ummi”! HARAM..
 

Panggilan atau memanggil dalam Islam dianjurkan memakai atau memanggil dengan penuh kehormatan, kasih sayang dan kelembutan. Membiasakan diri memanggil pasangan dengan panggilan sayang(Humairaa) merupakan hal yang lumrah dan dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW karena beliau jika memanggil istrinya selalu dengan memakai panggilan ya humairaa yang artinya “sayangku”. Selain memberikan rasa senang pada pasangan, memanggil pasangan dengan panggilan sayang tentu akan membuat perasaan cinta dan kasih sayang semakin melekat dan utuh.

Nah pada kenyataan sekarang ada berbagai macam panggilan sayang yang dapat kita berikan pada pasangan. Panggilan seperti “honey”, “hubby”, atau “cinta” juga merupakan beberapa jenis yang paling sering digunakan oleh pasangan suami istri di Indonesia saat ini.

Eh selain panggilan diatas, ada juga yang populer yang biasanya digunakan oleh pasangan suami istri muslim, yakni panggilan “abi” dan “ummi” sangat akrab dalam lingkungan pasangan muslim di Indonesia. Tujuannya memang baik, namun tahukah Anda jika kita tidak memahami maknanya secara utuh, hal tersebut bisa menjadi fatal dan bisa saja diharamkan, Anda tidak percaya? Heran?

Dalam kitab Ar-Raudhatul Murbi’ Syarah Zadul Mustaqni’ juz 3/195, disana menjelaskan tentang bab memanggil pasangan “Dan dibenci memanggil salah satu di antara pasutri dengan panggilan khusus yang ada hubungannya dengan mahram, seperti istri memanggil suaminya dengan panggilan ‘Abi’ (ayahku) dan suami memanggil istrinya dengan panggilan ‘Ummi’ (ibuku).” Nah bagaimana, sudah terlanjur terbiasa memanggil dengan panggilan yang diharamkan?

Perlu diketahui juga nih, bahwasannya ada hadits yang meriwayatkan tentang tata cara memanggil kepada pasangan. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanadnya dari Abu Tamimah Al-Juhaimi, “Ada seorang laki-laki yang berkata kepada istrinya, ‘Wahai Ukhti!’ Lalu Rasulullah SAW berkata, ‘Apakah istrimu itu saudarimu?’ Lalu beliau membencinya dan melarangnya.” (HR. Abu Daud: 1889). Memang hadits di ini disebut sebagai hadits “dhaif”. Karena sanadnya ada yang putus.

Namun meskipun belum ada dalil yang tegas tentang larangan memanggil dengan kata “abi” dan “ummi”pada pasangan, sebaiknya kita menghindari pemakaian panggilan tersebut, karena khawatir kita berada dalam hal yang tidak sepantasnya kita lakukan.

Melihat kembali pada fenomena saat ini, dimana para pasangan sangat banyak yang menggunakan panggilan yang entah mereka paham atau tidak dan terkhusus dalam rumah-tangga orang Islam yang juga banyak kita jumpai panggilan yang dilarang tersebut, maka saat inilah kita harus belajar dengan seutuhnya tentang panggilannya tersebut, bertanyalah pada para kiyai, ustadz atau orang yang mengerti tentang hal tersebut sehingga kita terhindar dari pemakaian panggilan yang diharamkan tadi. Semoga bermanfaat